Portofolio ke-10 Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi, Tema Mengapa pembelajaran KBK cocok diterapkan sebagai salah satu jenis pembelajaran di SMK?

 

Dosen pengampu : Prof. Dr. Muchlas, M.T

Portofolio ke-10

Penyusun : M. Khoirul Ma'arif ( 2308049035 )

Materi Pokok :

1.       Mengapa pembelajaran KBK cocok diterapkan sebagai salah satu jenis pembelajaran di SMK?

2.       Bagaimana implementasi prinsip-prinsip pembelajaran KBK di SMK?

Dalam perkuliahan ini banyak materi baru yang di dapat tentang Kurikulum Brebasis Kompetensi KBK, dan dari hasil diskusi beragan tangapan yang menunjuka kecocokan KBK di terapka sebagai salah satu jenis pembelajaran di SMK. Dan dari hasil diskusi banyak yang dapat kita kerapkan untuk mengimpelemtasikan prinsip perinsip KBK di SMK.

Mengapa pembelajaran KBK cocok diterapkan sebagai salah satu jenis pembelajaran di SMK?

Penerapan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki kesesuaian yang tinggi, hal ini didukung oleh beberapa alasan.di antara alasannya adalah SMK dirancang untuk mempersiapkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki kompetensi spesifik sesuai dengan program keahlian masing-masing (Kemendikbud, 2018). Kurikulum KBK berfokus pada penguasaan kompetensi atau kemampuan yang dibutuhkan oleh industri atau lapangan kerja (Mulyasa, 2006). Dengan demikian, pembelajaran di SMK yang mengadopsi KBK akan menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

KBK juga menekankan pada pencapaian standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan, bukan semata-mata pada penyampaian materi pembelajaran (Sanjaya, 2008). Hal ini sejalan dengan tujuan SMK yang ingin menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja. Melalui KBK, proses pembelajaran di SMK dapat dirancang untuk memfasilitasi peserta didik dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri.

KBK mendorong pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning) melalui berbagai metode dan pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (Sagala, 2013). Hal ini selaras dengan karakteristik peserta didik SMK yang lebih menyukai pembelajaran yang praktis, aplikatif, dan terkait langsung dengan dunia kerja.

KBK memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik peserta didik (Mulyasa, 2006). Dalam konteks SMK, hal ini memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan tuntutan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri di daerah masing-masing. Dari berbagai uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pilihan yang sangat tepat karena dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.

Dalam pembelajaran KBK ada beberapa Ciri Pembelajaran KBK Ciri ke 1

A.    Student Centered

Siswa menjadi subjek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan

B.     Integrated Learning

Pengelolaan Pembelajaran secara integratif bermuara kepada profil kompetensi lulusan

C.     Individual Learning

Siswa sebagai individu dimungkinkan belajar menguasai kompetensi dalam modul

D.    Mastery Learning

Pembelajaran yang mengacu pada ketuntasan pencapaian Kompetensi sebelum meneruskan ke kompetensi berikutnya

Ciri Pembelajaran KBK  Ciri ke 2

A.     Problem Solving Proses dan hasil belajar mengacu pada aktivitas pemecahan masalah kompetensi yang ada di DUDI menggunakan pendekatan Kontekstual

B.     Experience-based Learning Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan praktek atau pengalaman nyata

Belajar Menurut Winkel (1996)

Ø  Aktivitas mental/psikis

Ø  Berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

Ø  Menghasilkan perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap

Ø  Bersifat tetap dan membekas

Belajar Siswa Aktif-John Dewey

Ø  Pengelolaan belajar menuju belajar mandiri

Ø  Siswa berperan aktif dalam proses

Ø  Sampai pada fase mampu merencanakan apa yang harus dipelajari

Belajar Siswa Aktif-John Dewey

Ø  Pengelolaan belajar menuju belajar mandiri

Ø  Siswa berperan aktif dalam proses

Ø  Sampai pada fase mampu merencanakan apa yang harus dipelajari

Ø  Siswa secara spontan terlibat dalam proses belajar

Ø  Mendorong keingintahuan siswa

Ø  Guru memfasilitasi membangun situasi belajar, menyediakan sarana

Kemampuan Guru

Ø  Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar secara optimal

Ø  Berkreasi mengembangkan gagasan baru

Ø  Mengurangi kesenjangan pengetahuan siswa yang diperoleh di sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh di masyarakat

Ø  Memperjelas relevansi dan keterkaitan materi dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat

Ø  Memberi kesempatan siswa berkembang secara utuh optimal sesuai kemampuan

Cara Membelajarkan Siswa

Ø  Diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan dalam lingkungan otentik

Ø  Isi materi sesuai karakteristik siswa

Ø  Media dan sumber belajar tersedia cukup

Ø  Penilaian dilakukan secara formatif berkesinambungan

Contextual Teaching and Learning

Ø  Materi terkait dengan situasi dunia nyata siswa

Ø  Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata

Ø  Pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa bukan bagi guru

Ø  Berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan

Ø  Siswa bekerja dan mengalami

Ø  Bukan transfer pengetahuan dari guru

Ø  Strategi pembelajaran sangat penting

Contextual Teaching and Learning

Ø  Landasan filosofi konstruktivisme

Ø  Belajar tidak sekedar menghafal

Ø  Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa, dan bagaimana mencapainya

Ø  Siswa menyadari apa yang mereka pelajari berguna bagi hidup dan kehidupannya

Ø  Siswa memposisikan dirinya sebagai orang yang memerlukan informasi

Ø  Selalu berusaha untuk menggapai informasi

Ø  Guru lebih banyak mengembangkan strategi dibanding memberi informasi

Ø  Mengelola kelas sebagai tim bekerja untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi anggota tim (siswa)

Pendekatan Kontekstual

Ø  Konstruktivisme (constructivism)

Ø  Menemukan (inquiry)

Ø  Bertanya (questioning)

Ø  Masyarakat belajar (learning community)

Ø  Pemodelan (modeling)

Ø  Refleksi (reflection)

Ø  Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Ø  Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan barunya

Ø   Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik

Ø  Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya

Ø  Ciptakan masyarakat belajar (Belajar dalam kelompok- kelompok)

Ø  Hadirkan model sebagai Contoh pemelajaran

Ø  Lakukan repleksi akhir pertemuan

Ø  Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

1.      Pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental siswa

2.      Membentuk grup belajar yang saling ketergantungan

3.      Menyediakan lingkungan mendukung pembelajaran mandiri: kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan

4.      Memperhatikan keragaman siswa Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

5.      Memperhatikan multi-intelegensi siswa (multiple intelligences), spasial-verbal, linguistic-verbal, interpersonal, musical ritmik, naturalis, badakinestetika, intrapersonal, dan logismatematics.

6.      Menggunakan teknik-teknik bertanya dalam meningkatkan pemelajaran siswa

7.      Menerapkan penilaian autentik

PRINSIP PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENS

ü  Berfokus pada penguasaan kompetensi

ü  Tujuan pembelajaran spesifik

ü  Penekanan pembelajaran pada unjuk Kerja / Kinerja

ü  Pembelajaran lebih bersifat individual Interaksi menggunakan multi metoda : aktif, pemecahan masalah dan kontekstual

ü  Pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitator

ü  Berorientasi pada kebutuhan individu

ü  Umpan balik langsung

ü  Menggunakan modul Belajar di lapangan (praktek)

ü  Terpusat pada siswa

ü  Kriteria penilaian menggunakan patokan (PAP)

MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

ü  Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih bertanggungjawab

ü  untuk mengembangkan ketrampilan pada kecepatan tertentu

ü  Memungkinkan siswa bersikap lebih bertanggungjawab terhadap kemajuannya

ü  Memotivasi dan membuat siswa aktif memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya

ü  Memungkinkan fasilitator menyesuaikan antara pelatihan dengan persyaratan kinerja

ü  Memungkinkan instruktor menentukan waktu mulai, selesai dan kecepatan program

ü  Menyederhanakan prosedur penilaian

ü  Menjamin kemampuan lulusan di tempat kerja

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

ü  Mengidentifikasi kompetensi dan sub kompetensi

ü  Mengidentifikasi indikator pencapaian dalam bentuk kriteria unjuk kerja

ü  Mengidentifikasi materi pokok pembelajaran

ü  Menyiapkan strategi pemelajaran

ü  Merencanakan alat dan sumber belajar

ü  Merencanakan media pemelajaran

ü  Merencanakan evaluasi pemelajaran dan menyiapkan administrasi pemelajaran

PROSEDUR PEMBELAJARAN

Ø  Menyiapkan kelas

Ø  Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai

Ø  Memberikan pretes dan atau melihat kemampuan yang telah dimiliki siswa (RPL)

Ø  Menjelaskan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan

Ø  Menjelaskan penilaian kompetensi yang dikembangkan

Ø  Menyampaikan sesi pembelajaran materi

Ø  Menjelaskan hal-hal kunci

Ø  Mendorong partisipasi aktif siswa untuk mengajukan pertanyaan

Ø  Menjawab pertanyaan dan memberi komentar dan Meringkas hal-hal kunci untuk proses latihan

Ø  Mempasilitasi dan membimbing

Ø  Menyiapkan bahan ajar dan alat bahan sesuai kebutuhan untuk belajar mandiri

Ø  Memantau dan menilai proses latihan

Ø  Memberikan kesempatan siswa untuk bereksperimen dan membuat keputusan

Ø  Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses latihan

Ø  Mengevaluasi dan memberi Umpan Balik

Ø  Menilai hasil belajar sesuai dengan sasaran unjuk kerja

Ø  Mendiskusikan penilaian hasil belajar dengan siswa

Ø  Menginformasikan hasil belajar dan memberi umpan balik

Ø  Mendiagnosis hasil belajar siswa

ORANG BERLATIH UMUMNYA MENEMUKAN KESUKARAN

Bagaimana Memberi Umpan Balik atau Melakukan Repleksi atas Diri Sendiri / SELF_REFLECTION/Berkaca pada Diri Sendiri TEKNIK SELF_REFLECTION :

1.      Melakukan Review sedini mungkin saat terjadi kesalahan tidak menunggu adanya kesalahan berikutnya.

2.      Batasi komentar partisipan untuk dua/tiga aspek dari kebaikan atau keburukan pekerjaan

3.      Jangan Buru-Buru melakukan perbaikan kesalahan yang muncul pada participan. Jangan terlalu bernafsu sebelum Partsipan sadar dan siap

4.      Jika akan memberi kritik gunakan Teknik Memuji apa yang baik drai mereka terlebih dahulu. Sejelek apapun pasti ada yang layak untuk Dipuji. Cari yang Baik. Jangan lupa anda akan melakukan perubahan pada Partisipan.

5.      Setiap kali melakukan proses Evaluasi, kritik hasil kerjanya atau hasil belajarnya jangan pribadinya. Gunakan kalimat yang mendorong mereka bekerja lebih keras dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

6.      Gunakan media tulis jika ada banyak masalah yang muncul pada partsisipan. Dalam keadaan capek banyak kritik bisa memancing keputusasaan

FASILITATOR yang BAIK

ü  Kepribadian yang Menyenangkan, dengan kemampuan untuk menunjukkan persetujuan dan apa yang dipahami Partisipan

ü   Kemampuan Sosial, dengan kecakapan menciptakan dinamika kelompok secara bersama-sama dan mengontrolnya tanpa merugikan partisipan

ü  Mampu mendisain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan, menggunakan pengetahuan dan ketrampilan partisipan sendiri selama proses berlangsung.

ü  Kemampuan mengorganisir kegiatan mulai dari mencari sumber dana sampai persiapan logistik yang duperlukan

ü  Cermat dalam melihat persoalan pribadi partisipan dan berusaha mencarikan jalan keluar.

ü   Memiliki ketertarikan yang besar terhadap subyek atau materi pendidikan dan meletakkan ketertarikan itu pada cara penyampaian yang tepat dan menyenangkan.

ü  Fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan belajar partsisipan

ü  Pemahaman cukup atas materi pokok Pendidikan

Bagaimana implementasi prinsip-prinsip pembelajaran KBK di SMK?

Dari hasil diskusi di elerning implementasi prinsip-prinsip pembelajaran KBK di SMK dapat di simpulkan sebagai berikut,

Pak sopiyan berkata,” jIka KBK ini diterapkan dengan baik, besar kemungkinan anak-anak akan sangat bergembira di sekolah, karena kegiatan pembelajaran tidak monoton. Dan harapan mereka bisa langsung diterima di industri akan terwujud, karena sekolah didorong untuk menjalin kerjasama dengan industri lebih baik dan intens”.

Bu fika juga menambahkan, “bahwa jika KBK diterapkan dengan baik, maka akan membawa banyak manfaat bagi siswa, termasuk meningkatkan kegembiraan mereka di sekolah dan membuka peluang kerja yang lebih luas.Jika KBK diterapkan dengan baik, maka dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa, baik dalam hal meningkatkan kegembiraan belajar maupun membuka peluang kerja yang lebih luas. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya, saya yakin bahwa dengan kerjasama semua pihak, program ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi siswa”.

Dari 2 kutipan diskusi di atas dan beberapa diskusi yang tidak dapat di tampilkan semuanya dapat di Tarik kesimpulan KBK memang sangat baik untuk di terapkan di SMK, akan tetapi impelematasi harus di dukung dari segi guru yang kompeten dalam kompetensi kejuruan, fasilitas praktik yang memadai, kerjasama dengan industry yang kuat, dan lain-lain sehinga KBK dapat maksimal dan mendapatkan hasil yang baik untuk kompetensi lulusan sekolah kejuruan.

Refernsi

https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/206747/mod_resource/content/1/KBK.PDF

https://elearning.uad.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=32682

Kemendikbud. (2018). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPLING SEPEDA MOTOR

Portofolio ke-12 Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi,