Portofolio ke-8 Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

 Dosen pengampu : Prof. Dr. Muchlas, M.T

Portofolio ke- 8

Penyusun : M. Khoirul Ma'arif ( 2308049035 )

Materi Pokok : 

1.    Pengertian Bahan Ajar

2.    Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

3.    Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa

4.    Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

5.    Bentuk Bahan Ajar

6.    Cakupan Bahan Ajar

7.    Penyusunan Peta Bahan Ajar

8.    Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar

9.    Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks

10. Evaluasi Bahan Ajar

11. Rambu-rambu Penyusunan Bahan Ajar: LKS

12. Karakteristiek dan Kerangka Modul

13. Procedur Penyusunan Modul

14.  Kiat Menyusun Modul yang Baik

15. Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Youtube

16. Cara membuat Bahan Ajar Berbasis Website

17. Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Social Media

18. Cara membuat bahan Ajar Berbasis LMS Edmodo

19. Cara membuat bahan Ajar berbasis Google Classroom

Setelah saya mengikuti perkuliahan ini saya mendapatkan banyak meteri yang bermanfaat di antaranya materi di bawah ini, materi pokok yang saya ambil adalah Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Guru Dan Siswa, dan materi yang lain sebagai penunjang.

A.    Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Dalam jurnal Nurdyansyah, N. (2018), Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar akan menggurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga guru lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berguna membantu pendidikdalam melaksanakan kegiatanpembelajaran.

B.     Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan, Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar adalah Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik (Depdiknas, 2008). Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar, selain buku-buku teks yang kadang sulit diperoleh (Depdiknas, 2008). Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Depdiknas, 2008).

C.     Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa

Ada beberapa manfaat dalam penyusunan bahan ajar manfaat bagi guru di antaranya :

Ø  Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,

Ø  Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,

Ø  Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,

Ø  Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,

Ø  Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

Ø  Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Manfaat bagi Peserta Didik

Ø  Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Ø  Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

Ø  Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

Menurut sumbar lain :

Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Guru:

Ø  Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Depdiknas, 2008).

Ø  Menghemat waktu guru dalam mengajar (Prastowo, 2014).

Ø  engubah peran guru dari seorang penyaji menjadi fasilitator (Depdiknas, 2008).

Ø  Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif (Arsyad, 2017).

Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bagi Siswa:

Ø  Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik (Depdiknas, 2008).

Ø Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru (Prastowo, 2014).

Ø  Memudahkan siswa untuk belajar kapanpun dan di manapun (Arsyad, 2017).

Ø  Dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing (Depdiknas, 2008).

D.    Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Ada beberapa prinsip dalam penyusunan bahan ajar di antaranya :

Ø  Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,

Ø  Pengulangan akan memperkuat pemahaman,

Ø  Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik,

Ø  Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar,

Ø  Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu,

Ø  Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan,

Dalam sumber lain prinsip penyusunan bahan ajar dapat di susun dengan mempertimbangkan beberapa prinsip di antaranya :

Ø  Prinsip Relevansi, Bahan ajar yang disusun harus relevan dengan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ,

Ø  Prinsip Konsistensi, Bahan ajar yang disusun harus konsisten dengan kurikulum yang berlaku.

Ø  Prinsip Kecukupan, Bahan ajar yang disusun harus cukup memadai untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Ø  Prinsip Keseimbangan, Bahan ajar yang disusun harus memperhatikan keseimbangan antara aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Ø  Prinsip Kemudahan, Bahan ajar yang disusun harus mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik dan dapat memudahkan peserta didik dalam memahaminya, Permendikbud No. 22, (2016).

E.     Bentuk Bahan Ajar

Ada beberapa bentuh bahan ajar di antaranya adalah

Ø  Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,

Ø  Audio Visual seperti: video/film,VCD

Ø  Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

Ø  Visual: foto, gambar, model/maket.

Ø  Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

F.  A.    Cakupan Bahan Ajar

Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat

Ø  Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)

Ø  Tujuan yang akan dicapai

Ø  Informasi pendukung

Ø  Latihan-latihan

Ø  Petunjuk kerja

Ø  Penilaian

 

B.     Penyusunan Peta Bahan Ajar

Penyusunan peta bahan ajar merupakan suatu proses penggambaran dan pengaturan elemen-elemen penting dalam materi pembelajaran secara sistematis dan terstruktur. Melalui peta bahan ajar, guru dapat memvisualisasikan hubungan antara konsep-konsep utama dalam suatu mata pelajaran, serta menentukan urutan penyajiannya secara logis (Depdiknas, 2008). Peta bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai panduan bagi guru dalam mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (Prastowo, 2014). Penggunaan peta bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran secara lebih komprehensif dan bermakna, serta memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran (Arsyad, 2017). Dengan demikian, penyusunan peta bahan ajar merupakan langkah penting dalam merancang bahan ajar yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

C.     Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar

Alur analisis penyusunan bahan ajar dimulai dengan menganalisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa, seperti kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan lingkungan sosial-budaya siswa. Berdasarkan analisis kurikulum dan karakteristik siswa, guru kemudian menyusun peta bahan ajar untuk menentukan cakupan dan urutan materi pembelajaran yang akan disajikan. Setelah itu, guru mengembangkan bentuk-bentuk bahan ajar, seperti modul, buku teks, atau media pembelajaran lainnya, yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Terakhir, bahan ajar yang telah disusun perlu dievaluasi untuk mengetahui kelayakan dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran.


D.    Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM.

Buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu.

Bahan ajar :

Ø Menimbulkan minat baca

Ø Ditulis dan dirancang untuk siswa

Ø Menjelaskan tujuan instruksional

Ø Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel

Ø Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.

Ø Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih

Ø Mengakomodasi kesulitan siswa

Ø Memberikan rangkuman

Ø Gaya penulisan komunikatif dan semi formal

Ø Kepadatan berdasar kebutuhan siswa

Ø Dikemas untuk proses instruksional

Ø Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa

Ø Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

Buku teks :

Ø  Mengasumsikan minat dari pembaca

Ø  Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)

Ø  Dirancang untuk dipasarkan secara luas

Ø  Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional

Ø  Disusun secara linear

Ø  Stuktur berdasar logika bidang ilmu

Ø  Belum tentu memberikan latihan

Ø  Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa

Ø  Belum tentu memberikan rangkuman

Ø  Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif Sangat padat

Ø  Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca. 

E.     Evaluasi Bahan Ajar

Evaluasi bahan ajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh guru dalam rangka mengembangkan dan memperbaiki bahan ajar yang telah disusun. Melalui proses evaluasi, guru dapat mengetahui kelayakan dan efektivitas bahan ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti uji coba terbatas, telaah ahli, dan penilaian dari peserta didik.

Uji coba terbatas bertujuan untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Pada tahap ini, guru dapat memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan bahan ajar. Telaah ahli dilakukan dengan meminta saran dan penilaian dari pakar atau ahli yang berkompeten di bidangnya, baik dari segi materi, penyajian, bahasa, maupun desain. Selain itu, penilaian dari peserta didik juga diperlukan untuk mengetahui tingkat pemahaman, daya tarik, dan kemudahan penggunaan bahan ajar. Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat melakukan revisi dan perbaikan terhadap bahan ajar yang telah disusun. Dengan demikian, bahan ajar yang dihasilkan dapat lebih berkualitas dan mampu menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

F.      Rambu-rambu Penyusunan Bahan Ajar: LKS

Pengertian

Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.

Langkah-langkah penulisan LKS

Ø  Melakukan analisis kurikulum; SK, KD,

Ø  indikator dan materi pembelajaran.

Ø  Menyusun peta kebutuhan LKS

Ø  Menentukan judul LKS

Ø  Menulis LKS

Ø  Menentukan alat penilaian

Struktur LKS secara umum

Ø  Judul, mata pelajaran, semester, tempat

Ø  Petunjuk belajar

Ø  Kompetensi yang akan dicapai

Ø  Indikator

Ø  Informasi pendukung

Ø  Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

Ø  Penilaian

G.    Karakteristiek dan Kerangka Modul

Kerangka modul

Halaman Sampul

A.    Halaman Francis

B.     Kata Pengantar

C.     Daftar Isi

D.    Peta Kedudukan Modul

E.     Glosarium

I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

B. Prasarat

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Penjelasan Bagi Peserta diklat

2. Peran Guru Antara Lain

D. Tujuan Akhir

E. Kompetensi

F. Cek Kemampuan

II PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta diklat

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

b. Uraian Materi

c. Rangkuman

d. Tugas

e. Tes Formatif

f. Kunci Jawaban Formatif

g. Lembar Kerja

2. Kegiatan Belajar 2

3. Kegiatan Belajaran

III. EVALUASI

A. Kognitif Skill

B. Psikomotor Skill

C. Attitude Skill

D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart

E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan

F. Kunci Jawaban

IV. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

H.    Procedur Penyusunan Modul

Penyusunan modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar memerlukan prosedur yang sistematis dan terstruktur agar dapat menghasilkan modul yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Secara umum, prosedur penyusunan modul dapat dilakukan melalui beberapa tahapan.

Tahap pertama adalah melakukan analisis kebutuhan modul. Pada tahap ini, guru perlu mengidentifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menganalisis karakteristik peserta didik, seperti kemampuan awal, gaya belajar, dan minat. Informasi ini sangat penting untuk menentukan topik, kedalaman materi, dan media yang akan digunakan dalam modul. Selain itu, guru juga perlu memetakan materi pembelajaran berdasarkan urutan logis dan keterkaitan antar konsep, sehingga dapat disusun menjadi modul yang utuh dan bermakna.

Tahap selanjutnya adalah penulisan modul. Dalam tahap ini, guru mulai menyusun outline modul, menentukan judul modul, dan mengembangkan setiap komponen modul, seperti pendahuluan, uraian materi, rangkuman, latihan, dan evaluasi (Prastowo, 2014). Pengembangan komponen modul harus memperhatikan aspek-aspek pedagogis, seperti penyajian materi yang sistematis, penggunaan bahasa yang komunikatif, pemberian contoh yang relevan, dan pemberian umpan balik yang konstruktif. Selain itu, modul juga perlu dilengkapi dengan petunjuk penggunaan bagi peserta didik dan guru agar dapat dimanfaatkan secara optimal.

Setelah modul disusun, tahap berikutnya adalah uji coba dan revisi modul. Pada tahap ini, modul yang telah dikembangkan diujicobakan kepada peserta didik dalam skala terbatas untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kejelasan, dan kemanfaatan modul (Arsyad, 2017). Berdasarkan hasil uji coba, guru dapat melakukan revisi terhadap bagian-bagian modul yang dinilai kurang efektif. Proses revisi ini penting dilakukan agar modul yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Tahap terakhir dalam penyusunan modul adalah validasi modul. Pada tahap ini, modul yang telah direvisi divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi pendidikan untuk mengetahui kelayakan modul dari berbagai aspek, seperti kesesuaian materi, penyajian, bahasa, dan grafika (Depdiknas, 2008). Jika modul dinyatakan valid dan layak digunakan, maka modul siap untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Namun, jika terdapat masukan atau saran perbaikan, guru perlu melakukan revisi kembali sebelum modul digunakan dalam pembelajaran.

Melalui prosedur penyusunan modul yang sistematis, diharapkan dapat menghasilkan modul yang berkualitas dan mampu memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Selain itu, penyusunan modul juga dapat meningkatkan kreativitas dan kompetensi guru dalam mengembangkan bahan ajar inovatif.

I.       Kiat Menyusun Modul yang Baik

1. Syarat Kalimat

Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subyek dan predikat Jenis predikat:

• Kata kerja

• Bukan kata kerja (kata benda, kata sifat, kata bilangan, frase preposisi)

Contoh kalimat dengan kata kerja :

Tugas itu dikerjakan oleh peserta TOT Kurikulum KTSP

Bagaimanakah dengan kalimat di bawah ini ?

Dalam kamar ini memerlukan empat buah kursi.

Struktur kalimat

Akatitf & Pasif

Kesalahan struktur:

Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah. (aktif-pasif). Dalam konferensi tingkat tinggi negara-negara nonblok tidak memutuskan tempat penyelenggaraan konferensi berikutnya. (subyek-keterangan). Meskipun kita tidak menghadapi musuh, tetapi kita harus selalu waspada. (kalimat majemuk dan kalimat bersusun).

Alinea/ Paragraf

• Gagasan utama

• Kalimat topik

• Koherensi

• Kata-kata transisi

2. Menggunaan Ilustrasi dalam Modul

Ilustrasi dapat berupa: foto, gambar, grafik, tabel, kartun, dsb, yang memiliki fungsi :

•Fungsi Ilustrasi

•Fungsi deskriptif

•Fungsi ekspresif

•Fungsi Analitis

•Fungsi kuantitatif

J.       Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Youtube

Kemajuan teknologi dan perkembangan media digital saat ini telah membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang lebih inovatif dan menarik bagi peserta didik, salah satunya adalah bahan ajar berbasis Youtube. Pembuatan bahan ajar berbasis Youtube memungkinkan guru untuk menyajikan materi pembelajaran dalam format video yang dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif.

Langkah-langkah dalam membuat bahan ajar berbasis Youtube dapat dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru perlu memahami topik-topik yang dianggap sulit atau memerlukan visualisasi yang lebih baik untuk disampaikan melalui video pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mempertimbangkan media dan sumber daya yang tersedia, seperti perangkat rekam video, software editing, dan kemampuan pengoperasiannya.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembuatan video pembelajaran. Guru dapat membuat outline atau storyboard yang berisi deskripsi konten, urutan materi, durasi, serta elemen-elemen visual yang akan ditampilkan dalam video. Hal ini akan membantu menjaga fokus dan kejelasan penyampaian materi sehingga video pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan efektif.

Dalam proses produksi, guru dapat memanfaatkan berbagai teknik dan gaya penyajian video, seperti rekaman layar (screen recording), animasi, ilustrasi, dan sebagainya, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi pembelajaran. Penggunaan bahasa yang komunikatif, pemberian contoh yang relevan, serta penyisipan aktivitas interaktif juga dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman peserta didik saat mempelajari materi melalui video.

Setelah video pembelajaran selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mengunggah video tersebut ke platform Youtube. Guru dapat memanfaatkan fitur-fitur Youtube, seperti penambahan judul, deskripsi, serta tag yang relevan, agar video pembelajaran dapat ditemukan dengan mudah oleh peserta didik. Selain itu, guru juga dapat menambahkan tautan ke video pembelajaran di dalam bahan ajar lainnya, seperti modul atau slide presentasi, untuk memudahkan akses peserta didik.

Penggunaan bahan ajar berbasis Youtube memiliki beberapa keunggulan, antara lain fleksibilitas dalam mengakses, kemudahan dalam pembaruan konten, dan peluang untuk mendorong kemandirian belajar peserta didik. Namun, guru juga perlu memperhatikan beberapa aspek, seperti kualitas video, kejelasan penyampaian, dan kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik, agar bahan ajar berbasis Youtube dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan mengembangkan bahan ajar berbasis Youtube, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi, pemahaman, dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.

K.    Cara membuat Bahan Ajar Berbasis Website

Seiring dengan perkembangan teknologi digital, pemanfaatan website sebagai media pembelajaran telah menjadi salah satu tren yang semakin diminati oleh para guru dalam menyajikan bahan ajar yang interaktif dan menarik bagi peserta didik. Pengembangan bahan ajar berbasis website memungkinkan guru untuk menciptakan konten pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah, dilengkapi dengan berbagai fitur multimedia, serta memfasilitasi interaksi dan umpan balik antara guru dan peserta didik.

Langkah awal dalam membuat bahan ajar berbasis website adalah melakukan analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru perlu memahami topik-topik yang dianggap sulit atau memerlukan visualisasi yang lebih baik, serta mempertimbangkan gaya belajar dan preferensi peserta didik. Hal ini akan membantu menentukan pendekatan yang paling sesuai dalam merancang bahan ajar berbasis website.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menentukan konten dan struktur website. Guru dapat membuat rencana konten yang akan disajikan, seperti materi pembelajaran, latihan, evaluasi, dan fitur-fitur tambahan yang dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Selain itu, guru juga perlu memikirkan navigasi dan tampilan website yang mudah dipahami dan menarik secara visual.

Dalam proses pengembangan, guru dapat memanfaatkan berbagai tools dan platform website yang tersedia, seperti website builder, content management system (CMS), atau bahkan mengembangkan website secara mandiri dengan menggunakan bahasa pemrograman web. Pemilihan platform yang sesuai akan memudahkan guru dalam mengelola dan memperbarui konten bahan ajar secara efektif. Selain itu, guru juga dapat menyisipkan elemen-elemen multimedia, seperti gambar, video, animasi, dan audio, untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Penggunaan fitur interaktif, seperti kuis, simulasi, atau forum diskusi, juga dapat mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Setelah website bahan ajar selesai dikembangkan, guru perlu memastikan bahwa website tersebut dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan tautan atau URL yang jelas, serta memperhatikan aspek keamanan dan ketersediaan website.

Penggunaan bahan ajar berbasis website memiliki beberapa keunggulan, antara lain fleksibilitas dalam mengakses, kemudahan dalam pembaruan konten, serta peluang untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik melalui berbagai fitur multimedia dan interaktif. Namun, guru juga perlu memperhatikan aspek ketersediaan infrastruktur teknologi, kemudahan navigasi, dan kesesuaian konten dengan kebutuhan peserta didik agar bahan ajar berbasis website dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Mengembangkan bahan ajar berbasis website, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi, pemahaman, dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.

L.     Cara Membuat Bahan Ajar Berbasis Social Media

Selain penggunaan website, pemanfaatan media sosial juga menjadi salah satu alternatif yang semakin populer dalam mengembangkan bahan ajar yang menarik dan interaktif bagi peserta didik. Bahan ajar berbasis media sosial memungkinkan guru untuk membuat konten pembelajaran yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik dan memanfaatkan fitur-fitur interaktif yang tersedia pada berbagai platform media sosial.

Langkah awal dalam mengembangkan bahan ajar berbasis media sosial adalah memilih platform media sosial yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Beberapa platform yang dapat dipertimbangkan, antara lain Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, atau platform media sosial lainnya yang familiar bagi peserta didik.

Setelah menentukan platform media sosial, guru dapat mulai merancang konten pembelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapat meliputi pembuatan postingan teks, gambar, video, infografis, atau bentuk konten lainnya yang dapat menarik perhatian dan minat peserta didik. Konten tersebut dapat berisi materi pembelajaran, latihan, umpan balik, atau aktivitas interaktif yang mendukung proses belajar.

Untuk membuat konten yang menarik dan efektif, guru perlu mempertimbangkan fitur-fitur yang tersedia pada platform media sosial yang dipilih. Misalnya, pada Instagram, guru dapat memanfaatkan fitur Instastory, Reels, atau IGTV untuk menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk video yang menarik. Sementara itu, pada YouTube, guru dapat membuat video tutorial atau penjelasan materi yang dilengkapi dengan caption, annotations, atau fitur lainnya.

Selain itu, guru juga dapat mendorong interaksi dan partisipasi aktif peserta didik dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti komentar, polling, atau fitur lainnya yang tersedia pada platform media sosial. Interaksi ini dapat membantu guru memantau pemahaman peserta didik dan memberikan umpan balik secara langsung. Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis media sosial, guru perlu memperhatikan aspek keamanan dan privasi. Guru dapat membuat akun atau grup khusus yang hanya dapat diakses oleh peserta didik, serta mengatur pengaturan privasi sesuai dengan kebutuhan.

Keunggulan dari penggunaan media sosial dalam bahan ajar antara lain kemudahan akses, interaktivitas yang tinggi, serta kemampuan untuk menjangkau peserta didik di mana pun mereka berada. Selain itu, media sosial juga dapat membantu menciptakan suasana belajar yang lebih santai dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun, guru juga perlu memperhatikan beberapa tantangan, seperti manajemen waktu, kesesuaian konten dengan tujuan pembelajaran, serta pemantauan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab oleh peserta didik. Dengan perencanaan yang matang dan pengawasan yang memadai, bahan ajar berbasis media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan keefektifan proses pembelajaran.

M.                Cara membuat bahan Ajar Berbasis LMS Edmodo

Edmodo adalah salah satu Learning Management System (LMS) yang populer dan sering digunakan sebagai platform bahan ajar berbasis teknologi. Edmodo menyediakan fitur-fitur yang memudahkan guru dalam membuat dan mengelola bahan ajar secara digital. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat bahan ajar berbasis LMS Edmodo:

Daftar dan Buat Akun Edmodo

Ø  Pertama-tama, guru harus mendaftar dan membuat akun di platform Edmodo melalui situs resminya di www.edmodo.com.

Ø  Setelah membuat akun, guru dapat membuat kelas virtual untuk mata pelajaran yang akan diajarkan.

Buat Topik dan Bahan Ajar

Ø  Pada dashboard Edmodo, guru dapat membuat topik-topik pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran.

Ø  Guru dapat mengunggah berbagai jenis bahan ajar digital, seperti file dokumen, presentasi, video, tautan web, dan sebagainya, ke dalam topik-topik tersebut.

Ø  Bahan ajar yang diunggah dapat dilengkapi dengan deskripsi, petunjuk, dan pengaturan visibilitas agar dapat diakses oleh peserta didik.

Kelola Tugas dan Penilaian

Ø  Edmodo menyediakan fitur untuk membuat dan mengelola tugas atau kuis bagi peserta didik.

Ø  Guru dapat membuat tugas dengan berbagai format, seperti pilihan ganda, esai, atau jawaban singkat, serta mengatur batas waktu pengumpulan.

Ø  Selain itu, guru juga dapat memberikan penilaian dan umpan balik secara langsung melalui Edmodo.

Fasilitasi Interaksi

Ø  Edmodo memungkinkan guru untuk memfasilitasi interaksi dan diskusi dengan peserta didik melalui fitur percakapan dan komentar.

Ø  Guru dapat membuat posting, pertanyaan, atau memancing diskusi terkait materi pembelajaran.

Ø  Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan tanggapan, pertanyaan, atau berbagi pemikiran mereka.

Pantau Aktivitas Peserta Didik

Ø  Edmodo menyediakan fitur untuk memantau aktivitas dan kemajuan belajar peserta didik.

Ø  Guru dapat melihat riwayat log masuk, tugas yang dikumpulkan, serta pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.

Ø  Informasi ini dapat digunakan oleh guru untuk memberikan umpan balik dan bimbingan yang lebih efektif.

Integrasikan dengan Aplikasi Lain

Ø  Edmodo juga memungkinkan integrasi dengan berbagai aplikasi dan platform lain, seperti Google Drive, Microsoft Office, dan lainnya.

Ø  Guru dapat memanfaatkan fitur ini untuk memperkaya bahan ajar dan memfasilitasi kolaborasi dalam pembelajaran.

Dengan menggunakan Edmodo sebagai platform bahan ajar, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, terstruktur, dan terpantau. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar peserta didik

N.                 Cara membuat bahan Ajar berbasis Google Classroom

Google Classroom merupakan salah satu platform pembelajaran digital yang sangat populer dan banyak dimanfaatkan oleh guru untuk membuat bahan ajar secara online. Sebagai bagian dari ekosistem Google, platform ini terintegrasi dengan berbagai aplikasi Google lainnya, sehingga memudahkan guru dalam mengelola dan memperkaya materi pembelajaran.

Untuk memulai, guru perlu membuat akun Google dan mengakses Google Classroom melalui classroom.google.com. Selanjutnya, guru dapat membuat kelas virtual baru dan mengisi informasi dasar seperti nama kelas, subjek, dan deskripsi. Setelah itu, guru dapat mulai mengembangkan bahan ajar dengan membuat topik-topik pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran. Pada setiap topik, guru dapat mengunggah berbagai jenis konten digital, seperti dokumen, presentasi, video, tautan web, dan sebagainya. Bahan ajar yang diunggah dapat dilengkapi dengan deskripsi, petunjuk, dan pengaturan visibilitas agar dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat tugas atau penugasan bagi peserta didik, menentukan batas waktu pengumpulan, serta memberikan penilaian dan umpan balik secara langsung melalui platform ini.

Fitur kolaborasi dan komunikasi dalam Google Classroom memungkinkan guru untuk memfasilitasi interaksi dan diskusi dengan peserta didik. Guru dapat membuat posting, pertanyaan, atau memancing diskusi terkait materi pembelajaran, sementara peserta didik dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan tanggapan, pertanyaan, atau berbagi pemikiran mereka. Integrasi Google Classroom dengan aplikasi Google lainnya, seperti Google Drive, Google Docs, Google Slides, dan lainnya, juga memberikan keuntungan bagi guru dalam memperkaya bahan ajar dan memudahkan pengelolaan file serta dokumen. Selain itu, guru dapat memantau aktivitas dan kemajuan belajar peserta didik melalui fitur pemantauan yang tersedia, sehingga dapat memberikan umpan balik dan bimbingan yang lebih efektif. Dengan memanfaatkan Google Classroom sebagai platform bahan ajar, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang terintegrasi, kolaboratif, dan terpantau, sehingga dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar peserta didik.

REFERENSI

https://elearning.uad.ac.id/pluginfile.php/204248/mod_resource/content/2/bahanajar.pdf

Nurdyansyah, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan Alambagi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Arsyad, A. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Panduan Penyusunan Bahan Ajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPLING SEPEDA MOTOR

Implementasi Bimbingan Karir di SMK Peran dan Strategi dalam Mempersiapkan Siswa untuk Masa Depan