Portofolio ke-5 Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

 

Dosen pengampu : Prof. Dr. Muchlas, M.T

Portofolio ke-5

Penyusun : M. Khoirul Ma'arif ( 2308049035 )

Materi Pokok : 

Prinsip-prinsip Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Definisi Pendidikan (1)

Menurut Dictionary of Education, Pendidikan adalah:

  1. Proses yang dialami seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup
  2. Proses sosial di mana seseorang terpengaruh oleh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, khususnya yang datang dari sekolah, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum

Definisi Pendidikan (2)

Dalam hal ini pendidikan tidak dipandang hanya sebagai usaha pemberian informasi dan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga pola hidup pribadi dan sosial memuaskan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap diri individu serta kebudayaan suatu masyarakat.

Menurut Pristiwanti, D., Badariah, B. ., Hidayat, . S. ., & Dewi, R. S. . (2022). Definisi Pendidikan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan, perubahan dan kondisi setiap manusia. Perubahan yang terjadi adalah pengembangan potensi anak didik, baik pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap dalam kehidupannya.

Pendidikan Umum (1)

  1. Di Indonesia terdapat 3 jenjang pendidikan: Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
  2. Pendidikan umum sangat dibutuhkan oleh semua peserta didik dan merupakan dasar pendidikan yang esensial bagi kehidupan mereka sebagai warganegara, oleh karena itu pendidikan umum dapat juga disebut pendidikan kehidupan atau Education for living
  1. Pendidikan umum menerima siapa saja yang ingin dididik tanpa mempertimbangkan minat atau bakat atau keadaan fisik peserta didik. Pendidikan ini tidak mempersiapkan peserta didik untuk bekerja, tetapi mereka dipersiapkan dengan sejumlah wawasan pengetahuan sebagai bekal untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan perkataan lain, pendidikan umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, yaitu: sikap, pengetahuan, keterampilan secara umum, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

Pendidikan umum adalah salah satu sistem pendidikan yang diatur oleh pemerintah. Yang bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar kepada semua warga negara. Tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka. Di Indonesia, pendidikan umum memiliki peran yang sangat penting. Dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, merata, dan inklusif.

Pendidikan Kejuruan (1)

  1. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencetak individu agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978)
  2. Pendidikan kejuruan suatu program yang berada di bawah pendidikan tinggi yang diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja (Good, 1959)
  3. Pendidikan kejuruan bermaksud menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja tingkat menengah tertentu yang sesuai dengan tuntutan yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, dan memberikan bekal kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena pendidikan kejuruan pada dasarnya mengarahkan peserta didik pada bidang tertentu melalui suatu organisasi, tentulah hasil pendidikan ini dapat dipakai sebagai bekal mencari kehidupan atau nafkah. Pendidikan ini dapat juga dinamakan: Education for earning a living.
  4. Seperti kata Prosser (1949) bahwa: “education as preparation for society as it is”, yang mengandung arti adanya pembudayaan (alkulturasi), dan hal ini berbeda dengan gagasan Dewey (1900) yakni “education is preparation to change for society” atau pendidikan justru akan merubah masyarakat. Namun di dalam masyarakat, pendapat kedua pakar itu dibutuhkan semua. Menurut Prof. Slamet PH, bahwa di samping kedua hal tersebut pendidikan juga bertugas untuk menumbuhkan kemampuan untuk beralkulturasi secara kritis.

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Tetapi apakah pendidikan kejuruan hanya sebatas pada sekolah menengah saja? tidak, karena dalam perguruan tinggi juga ada pendidikan kejuruan dengan taraf yang lebih mendalam daripada sekolah menengah kejuruan. Lalu kenapa ada pendidikan kejuruan? Sejak zaman dahulu sudah ada yang namanya pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan dibangun dengan tujuan untuk membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan berkompetensi sejak dini. Sehingga peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah siap bekerja sesuai bidangnya.

Pendidikan Kejuruan Menurut Pakar (1)

      Evan (1978): “Part of education which makes an individual more employable in one group of occupations than in another

      Good (1959):” A program of education bellow college grade organize to prepare the learner for entrance into a particular chosen vacation or to up grade employed workers

      Harris (1960): “ Vocational education is education for work any kind of work which individual finds congenial and for which society has need. Vocational education in specialized education as distinguished from general education

      American Vocational Association (1960): “Vocational education as education designed to develop skills, abilities, understandings, attitudes, workhabbits, and appreciation needed by worker to enter and make progress in employments on a useful and productive basic”.

      US Congres (1976): “Vocational education as organize educational program which are directly released to the preparation of individuals for paid employment, or for additional preparation for a carrier requiring other than baccalaureate or advance degree”.

      Thomson (1973): “Vocational education is any education that provides experiences, visual stimuli, affective awareness, cognitive information, or psychomotor skills, and that enhances the vocational development process of exploring, establishing, and maintaining one self in the world off work

Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan kerja di masa mendatang. Agar di lapangan kerja khusus ini orang dapat sukses, maka pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan di masyarakat. Terdapat tiga istilah terkait  pendidikan khusus ini, yaitu pendidikan teknologi (technical education), pendidikan kejuruan (vocational education), dan pendidikan karir (career education). Dalam hal ini Wenrich (1974) menambahkan satu istilah lagi yaitu pendidikan profesional (professional education). Untuk yang terakhir ini dapat mencakup pendidikan calon dokter, calon insinyur, calon ahli hukum, ahli kerja social, dll. Pendidikan teknologi yang dibedakan dari pendidikan kejuruan, sebenarnya menyangkut untuk siapa pendidikan itu diperuntukkan.

Pendidikan teknologi disediakan untuk para lulusan pasca sekolah menengah atau sederajat (post-secondary), sedangkan pendidikan kejuruan adalah untuk sekolah menengah, sedangkan pendidikan profesional merupakan pendidikan tingkat universitas.

Pendidikan karir mempunyai arti yang lebih luas dari pendidikan khusus. Pendidikan karir merupakan proses pengembangan sejak masa kanak-kanak, yakni pada waktu mereka menduduki taman kanak-kanak.

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan khusus/spesial yang sangat penting dalam suatu masyarakat umum, maupun masyarakat dunia usaha/pasar kerja. Lembaga mempersiapkan tenaga kerja selaras dengan adanya tuntutan masyarakat akan adanya kerja. Manusia menuntut adanya pekerjaan karena adanya kebutuhan (need), perlu aktivitas, kebebasan, kekuasaan, pengakuan social dan rasa senang. Fraser mengatakan bahwa manusia terdorong kerja karena adanya tiga aspek, yaitu: material, kerja sama, dan jati diri (ego).

Maslow (1994) menyatakan bahwa dorongan untuk kerja karena psikologi, keamanan, rasa memiliki, dan cinta, kepentingan-respek harga diri serta kebebasan, ingin informasi, mengerti, kecintaan dan keindahan aktivitas pribadi. Sedemikian mendesaknya manusia akan perlunya kerja, dapat diartikan sedemikian mendesaknya manusia akan keberadaan pendidikan untuk persiapan kerja. Helmut Nolker & Schoenfield :” Masalah besar yang dihadapi generasi muda Indonesia pada waktu mendatang adalah lapangan kerja, dimana mereka dapat berkembang menjadi manusia dewasa. Hanya sedekit orang muda, lewat pendidikan di dalam dan di luar negeri, berhasil menduduki posisi sentral di dalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan di bidang profesional. Sedangkan sisanya harus berusaha dengan berbagai cara meningkatkan keterampilan di berbagai bidang usaha agar bisa bertahan menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan kejuruan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan majemuk; penuh dengan spesialisasi dan diversifikasi.

Finch & crunkilton (1979:5) Membagi tujuan pendidikan ke dalam dua kategori. Yakni : “education for life and education for earning a living” Berdasarkan klasifikasi tersebut secara umum pendidikan dapat dibagi dua, yaitu: pendidikan umum atau pendidikan untuk hidup (education for life), dan pendidikan kejuruan atau pendidikan untuk mencari penghasilan guna kebutuhan kehidupan (education for earning a living). Pendidikan kejuruan diartikannya sebagai pendidikan untuk mencari penghasilan bagi kehidupan atau pendi- dikan untuk bekerja (education for work). Kongres Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan kejuruan (vocational education) sebagai: Organized educational programs which are directly related to thepreparation of individuals for paid or unpaid employment, or for additional preparation for a career requiring other than a baccalaureate or advance degree (Calhoun & Finch, 1982:2). Definisi tersebut memberi petunjuk bahwa pendidikan kejuruan mengandung makna sebagai persiapan untuk bekerja, serta pelatihan tambahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan atau oleh kariernya. Dengan kata lain pendidikan kejuruan berfungsi pada dua keperluan, yakni; pertama, sebagai persiapan untuk keperluan bekerja, dan kedua, untuk peningkatan dalam karier. Definisi pendidikan kejuruan yang diberikan oleh kongres Amerika Serikat tersebut di atas oleh berbagai pihak dianggap masih sangat luas.

Slamet PH (1990) memberi penjelasan tentang arti pentingnya pendidikan kejuruan:  bagi (1) Peserta didik, adalah untuk:

  1. persiapan untuk kerja
  2. perbaikan konsep diri
  3. pengembangan kepemimpinan
  4. persiapan untuk belajar lebih lanjut
  5. memberi dasar untuk mencari penghasilan
  6. persiapan karir lebih lanjut
  7. penyesuaian terhadap perubahan.

Bagi (2) Organisasi/institusi, adalah untuk :

  1. memberikan pekerja yang terampil
  2. memberikan etos kerja yang tinggi
  3. meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
  4. menghemat biaya operasional

Bagi (3) Masyarakat, adalah:

1.      meningkatkan penghasilan

2.      mengurangi pengangguran

3.      menciptakan penduduk yang lebih baik.

Bagi (4) Bangsa Indonesia, adalah:

1.      diselaraskan dengan kebutuhan pembangunan.

Pendidikan kejuruan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Karena itu peran sertanya dalam memberikan pelayanan bagi semua warga masyarakat pada berbagai usia kerja dalam kaitannya dengan berbagai kebiatan/bidang usaha, merupakan suatu keharusan dan kebutuhan nasional. Pelayanan pendidikan kejuruan yang efektif dan berhasil secara nasional akan turut meningkatkan taraf dan mutu kehidupan individu dalam aspek-aspek sosial, ekonomi, dan politik, baik tingkat daerah maupun nasional.

Pendidikan kejuruan dapat merupakan pendidikan yang efektif bilamana dapat memenuhi kriteria, sebagai berikut:

  1. mensyaratkan siswa yang telah mampu membaca dan menulis dan bermotivasi menjadi warga negara yang baik
  2. pendidikan kejuruan sangat tepat diberikan pada tingkatan lanjutan atas, dengan tidak menutup kemungkinan untuk diberikan pada tingkat sebelumnya.
  3. pendidikan kejuruan tepat diberikan kepada lulusan SLTA yang ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di bidang pekerjaan tertentu.

Pendidikan kejuruan dapat merupakan pendidikan yang efektif bilamana dapat memenuhi kriteria, sebagai berikut:

  1. mensyaratkan siswa yang telah mampu membaca dan menulis dan bermotivasi menjadi warga negara yang baik
  2. pendidikan kejuruan sangat tepat diberikan pada tingkatan lanjutan atas, dengan tidak menutup kemungkinan untuk diberikan pada tingkat sebelumnya
  3. pendidikan kejuruan tepat diberikan kepada lulusan SLTA yang ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di bidang pekerjaan tertentu.
  4. pendidikan kejuruan sangat baik bagi para pemuda dan orang dewasa yang sudah bekerja untuk mengembangkan keterampilan baru atau untuk meningkatkan keterampilan yang telah dimilikinya
  5. pendidikan kejuruan dapat menyediakan program khusus para pemuda atau orang dewasa yang memerlukan keterampilan khusus.
  6. pendidikan kejuruan harus mengembangkan standar input, yang terdiri dari:

a.       Siswa: harus mempunyai sikap, bakat, kemampuan, dan motivasi untuk berhasil dalam program

b.      Guru: harus mendapatkan latihan yang cukup, pengalaman, pengetahuan dan teknologi serta cara mengajar keterampilan.

c.       Alat: harus sesuai dengan peralatan yang tersedia di lapangan kerja.

d.      Materi Pelajaran: harus lengkap dan memadai.

7.      pendidikan kejuruan dapat mengembangkan standar output yang terdiri dari:

a.       pengetahuan dan keterampilan khusus.

    1.  Penampilan di bidangnya
    2. Kemampuan menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat.

8.      program pendidikan kejuruan adalah realistik dan berkaitan dengan pasaran kerja (teknik, industri, managemen, ekonomi, administrasi jasa, dllnya)

9.       

Hubungan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Umum (1)

Pendidikan kejuruan atau vocational education dan pendidikan umum atau practical arts education, sering juga disebut “special education” (pendidikan khusus) dan “general education” (pendidikan umum), keduanya sangat penting dalam penyediaan tenaga kerja. Pendidikan umum didefinisikan sebagai pendidikan dalam rangka membekali peserta didik di dalam mendapatkan pengetahuan yang bersifat umum untuk kehidupan manusia. Sedangkan pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai pendidikan khusus yang memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, terutama bagi yang berminat dalam hal berbagai bidang khusus atau pada bidang kejuruan. Bilamana dikaitkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri,maka pendidikan umum bertujuan untuk hidup dan kehidupan manusia, sedangkan pendidikan kejuruan bertujuan untuk mencari penghidupan. Seperti yang dilukiskan oleh Finch dan Crunkilton (1979) di bawah ini.


Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan (1)

Miller (1986): sangat diutamakan terhadap filosofinya, America Vocational Association  (1974): filosofi pada kualitas program pendidikan kejuruan adalah meliputi prinsip, isu-isu, konsep, dan dasar- dasar pertimbangan yang dihubungkan dengan pendidikan kejuruan pada umumnya. Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan pelayanan arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi praktik instruksional, dan kebijakan pembangunan. Dengan kata lain: para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan/membuat program dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan zaman atau IPTEK.

Prinsip pendidikan kejuruan menurut Barlow (1974):

  1. dikembangkan dan diselenggarakan untuk warganegara
  2. disediakan melalui pendidikan secara umum
  3. variabel pendidikan kejuruan dibuat untuk semua
  4. Integrasi teori dan praktek di dalam pendidikan kejuruan
  5. Melibatkan pemberi kerja di dalam program kejuruan
  6. Melibatkan pemerintah secara umum di dalam pendidikan kejuruan, khususnya dalam penetapan standard yang diinginkan dan pemerintah menyediakan dana untuk program
  7. Menyediakan penguasaan belajar (mastery learning) dan instruksi secara individual.

Prinsip pendidikan kejuruan menurut Miller (1986):

1.      Bimbingan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.  Lebih jauh dari itu dengan bimbingan melalui pendidikan kejuruan dapat diberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat dalam rangka hidup dan kehidupannya.

2.      Belajar seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Prinsip belajar seumur hidup atau secara terus menerus dapat ditingkatkan melalui pendidikan kejuruan. Dengan adanya perkembangan IPTEK dan perubahan zaman, melalui pendidikan kejuruan masyarakat akan selalu dapat menyesuaikan, mengantisipasi dan adaptif

3.      Kebutuhan masyarakat dicerminkan oleh program pendidikan kejuruan. Segala kebutuhan masyarakat akan terpenuhi oleh pendidikan kejuruan, baik untuk kepentingan individu, masyarakat, maupun nasional. Hal ini tergambarkan dari pendapat Presiden National Metal Trades Association:

Kebutuhan dari pendidikan kejuruan di Amerika sangat besar, dan efisiensi industri masa depan dapat berkembang secara hebat melalui sistem pelatihan kejuruan (vocational training)

4.      Pendidikan kejuruan terbuka bagi semua. Pendidikan ini terbuka untuk semua masyarakat tanpa kecuali, tanpa membedakan yang kaya atau miskin, pria ataupun wanita. Hal ini senada dengan Prosser, Snedden, Dewey, Gompers, dan lain-lain yang mengatakan : “....... Pendidikan kejuruan sangat potensial untuk menjadikan pendidikan masyarakat lebih demokrasi” Pendidikan kejuruan memberikan kebebasan individu/masyarakat untuk menentukan alternatif pilihan pendidikannya maupun keahliannya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki, dan dikatakan pula “...... vocational education is intended to serve people of all ages

5.      Penempatan di dalam langkah berikutnya adalah suatu tanggung jawab pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan lebih bertanggungjawab dalam mencetak dan membentuk individu/masyarakat untuk dapat menduduki atau menempati di dalam berbagai bidang pekerjaan atau jabatan di dalam hidupnya. Asumsi dari pernyataan ini dikemukakan oleh Miller sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan secara umum, kurang lebih merupakan format penawaran bimbingan lapangan kerja dan tindakan penempatan tenaga kerja untuk lulusan mereka”.

6.      Perbedaan peran pendidikan jenis kelamin dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Melalui pendidikan kejuruan dapat menghilangkan anggapan yang salah terhadap pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan kejuruan hanya untuk kaum pria saja. Sesuai prinsip bahwa pendidikan kejuruan tidak membedakan kaum pria dan wanita, memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan tersebut. Prinsip ini pada kenyataannya di dunia usaha/industri banyak memerlukan tenaga kerja baik pria maupun wanita dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Pekerjaan-pekerjaan tertentu malah memerlukan tingkat ketelitian, kesabaran, kecermatan maupun kehalusan yang tinggi, hal ini memerlukan tenaga wanita yang berasal dari pendidikan kejuruan.

7.      Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan.
Setiap individu/masyarakat mempunyai keinginan atau kebutuhan yang khusus yang saling berbeda dengan yang lainnya. Pendidikan kejuruan menawarkan berbagai program sesuai dengan kebutuhan tersebut.

8.      Organisasi siswa adalah suatu corak pendidikan kejuruan integral.
Melalui pendidikan kejuruan dapat dibentuk berbagai macam kelompok peserta didik yang terorganisir secara melembaga. Dalam pendidikan kejuruan dapat dibeda-bedakan antara lain: pendidikan/sekolah teknik, bidang kedokteran, bisnis, ekonomi, pertanian, kehutanan, industri, managemen, dan lain sebagainya. “ pada dasarnya semua jenis pendidikan apapun tidak lain adalah pendidikan kejuruan juga”

9.      Guru pendidikan kejuruan merupakan komponen guru profesi dan guru jabatan. Guru merupakan komponen utama dalam pendidikan kejuruan, di samping komponen lain yang harus ada, seperti:

a.       guru harus berkompeten secara khusus dibidang yang akan diajar

b.      guru harus mengetahui bagaimana cara memberi pengajaran

c.       guru harus berhadapan dengan suatu kelompok permasalahan yang melibatkan pengetahuan siswa dan bisa dihadapi secara khusus.

d.      guru harus mempunyai suatu pengalaman mendidik yang luas

10.  Suatu etos kerja (work ethic) dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Menurut Slamet PH, etos (ethic) dapat diinterpretasikan sebagai kebiasaan, kecenderungan modal, sikap terhadap sesuatu, atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Jadi etos kerja dapat diartikan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja atau pandangan hidup tentang kerja. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi etos kerja seseorang akan semakin tinggi dalam prestasi kerjanya. Melalui pendidikan kejuruan, seseorang dapat meningkatkan etos kerjanya, prestasi kerjanya, dan akhirnya dapat menunjukkan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu dalam pendidikan kejuruan, di samping menekankan segi skill, tetapi juga segi afektif dan knowlegde pada umumnya. Di mana hal tersebut pada pendidikan non kejuruan tidak akan dijumpai.

 

Prinsip pendidikan kejuruan menurut Muller (1986):

1.      Kesadaran akan karir. Kesadaran akan karir merupakan bagian penting dalam pendidikan kejuruan khusunya pada proses awal pendidikan itu sendiri.

2.      Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari masyarakat (public system)

3.      Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia industri.

4.      Jabatan atau pekerjaan dalam kelompok/keluarga sebagai salah satu pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah.

5.      Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan kejuruan

6.      Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja melalui pendidikan kejuruan.

7.      Keselamatan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.

8.      Pengawasan dan meningkatan pengalaman okupasi/pekerjaan dapat diberikan melalui pendidikan kejuruan.

 

 

REFERENSI

Materi kuliah https://elearning.uad.ac.id/course/view.php?id=929#section-5

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK)4(6), 7911-7915.

Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan dari kompetensi ke kompetisi. Bandung: Alfabeta.

https://perpustakaan-supmtegal.com/pengertian-pendidikan-umum-di-indonesia/

https://hmeft.student.uny.ac.id/2017/04/25/pendidikan-kejuruan-dengan-kurikulum-2013/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOPLING SEPEDA MOTOR

Implementasi Bimbingan Karir di SMK Peran dan Strategi dalam Mempersiapkan Siswa untuk Masa Depan