Portofolio ke-5 Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi
Dosen pengampu : Prof. Dr. Muchlas, M.T
Portofolio ke-5
Penyusun : M. Khoirul Ma'arif
( 2308049035 )
Materi Pokok :
Prinsip-prinsip
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Definisi Pendidikan (1)
Menurut
Dictionary of Education, Pendidikan adalah:
- Proses yang dialami seseorang dalam
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat di mana ia hidup
- Proses sosial di mana seseorang
terpengaruh oleh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, khususnya yang
datang dari sekolah, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum
Definisi Pendidikan (2)
Dalam
hal ini pendidikan tidak dipandang hanya sebagai usaha pemberian informasi dan
keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan
keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga pola hidup pribadi dan
sosial memuaskan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
diri individu serta kebudayaan suatu masyarakat.
Menurut Pristiwanti,
D., Badariah, B. ., Hidayat, . S. ., & Dewi, R. S. . (2022). Definisi Pendidikan adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan, perubahan dan kondisi setiap
manusia. Perubahan yang terjadi adalah pengembangan potensi anak didik, baik
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap dalam kehidupannya.
Pendidikan Umum (1)
- Di Indonesia
terdapat 3 jenjang pendidikan: Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan
Pendidikan Tinggi.
- Pendidikan
umum sangat dibutuhkan oleh semua peserta didik dan merupakan dasar
pendidikan yang esensial bagi kehidupan mereka sebagai warganegara, oleh
karena itu pendidikan umum dapat juga disebut pendidikan kehidupan atau Education
for living
- Pendidikan umum
menerima siapa saja yang ingin dididik tanpa mempertimbangkan minat atau
bakat atau keadaan fisik peserta didik. Pendidikan ini tidak mempersiapkan
peserta didik untuk bekerja, tetapi mereka dipersiapkan dengan sejumlah
wawasan pengetahuan sebagai bekal untuk masuk ke jenjang yang lebih
tinggi. Dengan perkataan lain, pendidikan umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik, yaitu: sikap, pengetahuan,
keterampilan secara umum, serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan umum
adalah salah satu sistem
pendidikan yang diatur oleh pemerintah. Yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan belajar kepada semua warga negara. Tanpa memandang latar belakang
sosial, ekonomi, atau budaya mereka. Di Indonesia, pendidikan umum memiliki
peran yang sangat penting. Dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki
akses ke pendidikan yang berkualitas, merata, dan inklusif.
Pendidikan Kejuruan (1)
- Pendidikan
kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencetak individu agar dia
dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978)
- Pendidikan
kejuruan suatu program yang berada di bawah pendidikan tinggi yang
diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu
atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja (Good, 1959)
- Pendidikan
kejuruan bermaksud menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
tingkat menengah tertentu yang sesuai dengan tuntutan yang dipersyaratkan
oleh dunia kerja, dan memberikan bekal kepada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya. Oleh karena pendidikan kejuruan pada dasarnya
mengarahkan peserta didik pada bidang tertentu melalui suatu organisasi,
tentulah hasil pendidikan ini dapat dipakai sebagai bekal mencari
kehidupan atau nafkah. Pendidikan ini dapat juga dinamakan: Education
for earning a living.
- Seperti kata
Prosser (1949) bahwa: “education as preparation for society as it is”,
yang mengandung arti adanya pembudayaan (alkulturasi), dan hal ini berbeda
dengan gagasan Dewey (1900) yakni “education is preparation to change
for society” atau pendidikan justru akan merubah masyarakat. Namun di
dalam masyarakat, pendapat kedua pakar itu dibutuhkan semua. Menurut Prof.
Slamet PH, bahwa di samping kedua hal tersebut pendidikan juga bertugas
untuk menumbuhkan kemampuan untuk beralkulturasi secara kritis.
Pendidikan kejuruan
adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Tetapi apakah pendidikan kejuruan
hanya sebatas pada sekolah menengah saja? tidak, karena dalam perguruan tinggi
juga ada pendidikan kejuruan dengan taraf yang lebih mendalam daripada sekolah
menengah kejuruan. Lalu kenapa ada pendidikan kejuruan? Sejak zaman dahulu
sudah ada yang namanya pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan dibangun dengan
tujuan untuk membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan berkompetensi
sejak dini. Sehingga peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sudah siap bekerja sesuai bidangnya.
Pendidikan Kejuruan
Menurut Pakar (1)
• Evan
(1978): “Part of education which makes an individual more employable in one
group of occupations than in another”
• Good
(1959):” A program of education bellow college grade organize to prepare the
learner for entrance into a particular chosen vacation or to up grade employed
workers”
• Harris
(1960): “ Vocational education is education for work any kind of work which
individual finds congenial and for which society has need. Vocational education
in specialized education as distinguished from general education”
• American
Vocational Association (1960): “Vocational education as education designed
to develop skills, abilities, understandings, attitudes, workhabbits, and
appreciation needed by worker to enter and make progress in employments on a
useful and productive basic”.
• US
Congres (1976): “Vocational education as organize educational program which
are directly released to the preparation of individuals for paid employment, or
for additional preparation for a carrier requiring other than baccalaureate or
advance degree”.
• Thomson
(1973): “Vocational education is any education that provides experiences,
visual stimuli, affective awareness, cognitive information, or psychomotor
skills, and that enhances the vocational development process of exploring,
establishing, and maintaining one self in the world off work”
Pendidikan
kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus (specialized
education) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya
dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya
bagi lapangan kerja di masa mendatang. Agar di lapangan kerja khusus ini orang
dapat sukses, maka pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga
terampil yang dibutuhkan di masyarakat. Terdapat tiga istilah terkait pendidikan khusus ini, yaitu pendidikan teknologi (technical
education), pendidikan
kejuruan (vocational education), dan pendidikan karir (career
education). Dalam hal ini Wenrich (1974) menambahkan satu istilah lagi
yaitu pendidikan profesional (professional education). Untuk yang
terakhir ini dapat mencakup pendidikan calon dokter, calon insinyur, calon ahli
hukum, ahli kerja social, dll. Pendidikan teknologi yang dibedakan dari
pendidikan kejuruan, sebenarnya menyangkut untuk siapa pendidikan itu
diperuntukkan.
Pendidikan teknologi
disediakan untuk para lulusan pasca sekolah menengah atau sederajat
(post-secondary), sedangkan pendidikan kejuruan adalah untuk sekolah menengah,
sedangkan pendidikan profesional merupakan pendidikan tingkat universitas.
Pendidikan karir mempunyai arti
yang lebih luas dari pendidikan khusus. Pendidikan karir merupakan proses
pengembangan sejak masa kanak-kanak, yakni pada waktu mereka menduduki taman
kanak-kanak.
Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan khusus/spesial yang sangat penting dalam suatu masyarakat
umum, maupun masyarakat dunia usaha/pasar kerja. Lembaga mempersiapkan tenaga
kerja selaras dengan adanya tuntutan masyarakat akan adanya kerja. Manusia
menuntut adanya pekerjaan karena adanya kebutuhan (need), perlu aktivitas,
kebebasan, kekuasaan, pengakuan social dan rasa senang. Fraser
mengatakan bahwa manusia terdorong kerja karena adanya tiga aspek, yaitu:
material, kerja sama, dan jati diri (ego).
Maslow (1994) menyatakan
bahwa dorongan untuk kerja karena psikologi, keamanan, rasa memiliki, dan
cinta, kepentingan-respek harga diri serta kebebasan, ingin informasi,
mengerti, kecintaan dan keindahan aktivitas pribadi. Sedemikian mendesaknya
manusia akan perlunya kerja, dapat diartikan sedemikian mendesaknya manusia
akan keberadaan pendidikan untuk persiapan kerja. Helmut Nolker & Schoenfield
:” Masalah besar yang dihadapi generasi muda Indonesia pada waktu mendatang
adalah lapangan kerja, dimana mereka dapat berkembang menjadi manusia dewasa.
Hanya sedekit orang muda, lewat pendidikan di dalam dan di luar negeri,
berhasil menduduki posisi sentral di dalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan
di bidang profesional. Sedangkan sisanya harus berusaha dengan berbagai cara
meningkatkan keterampilan di berbagai bidang usaha agar bisa bertahan menghadapi
tantangan kehidupan. Pendidikan kejuruan merupakan bantuan yang sangat berharga
bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan majemuk; penuh dengan
spesialisasi dan diversifikasi.
Finch &
crunkilton (1979:5) Membagi
tujuan pendidikan ke dalam dua kategori. Yakni : “education for life and education for earning a living” Berdasarkan
klasifikasi tersebut secara umum pendidikan dapat dibagi dua, yaitu: pendidikan
umum atau pendidikan untuk hidup (education
for life), dan pendidikan kejuruan atau pendidikan untuk mencari
penghasilan guna kebutuhan kehidupan (education
for earning a living). Pendidikan kejuruan diartikannya sebagai pendidikan
untuk mencari penghasilan bagi kehidupan atau pendi- dikan untuk bekerja (education for work). Kongres Amerika
Serikat mendefinisikan pendidikan kejuruan (vocational
education) sebagai: Organized
educational programs which are directly related to thepreparation of
individuals for paid or unpaid employment, or for additional preparation for a
career requiring other than a baccalaureate or advance degree (Calhoun & Finch, 1982:2).
Definisi tersebut memberi petunjuk bahwa pendidikan kejuruan mengandung makna
sebagai persiapan untuk bekerja, serta pelatihan tambahan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan atau oleh kariernya. Dengan kata lain pendidikan kejuruan berfungsi
pada dua keperluan, yakni; pertama, sebagai persiapan untuk keperluan bekerja,
dan kedua, untuk peningkatan dalam karier. Definisi pendidikan kejuruan yang
diberikan oleh kongres Amerika Serikat tersebut di atas oleh berbagai pihak
dianggap masih sangat luas.
Slamet PH (1990)
memberi penjelasan tentang arti pentingnya pendidikan kejuruan: bagi (1) Peserta didik, adalah untuk:
- persiapan untuk kerja
- perbaikan konsep diri
- pengembangan kepemimpinan
- persiapan untuk belajar lebih
lanjut
- memberi dasar untuk mencari
penghasilan
- persiapan karir lebih lanjut
- penyesuaian terhadap perubahan.
Bagi (2)
Organisasi/institusi, adalah untuk :
- memberikan pekerja yang terampil
- memberikan etos kerja yang tinggi
- meningkatkan produktivitas dan
kualitas kerja
- menghemat biaya operasional
Bagi (3) Masyarakat, adalah:
1. meningkatkan
penghasilan
2. mengurangi
pengangguran
3. menciptakan
penduduk yang lebih baik.
Bagi (4) Bangsa Indonesia,
adalah:
1. diselaraskan
dengan kebutuhan pembangunan.
Pendidikan
kejuruan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan
nasional. Karena itu peran sertanya dalam memberikan pelayanan bagi semua warga
masyarakat pada berbagai usia kerja dalam kaitannya dengan berbagai
kebiatan/bidang usaha, merupakan suatu keharusan dan kebutuhan nasional.
Pelayanan pendidikan kejuruan yang efektif dan berhasil secara nasional akan
turut meningkatkan taraf dan mutu kehidupan individu dalam aspek-aspek sosial,
ekonomi, dan politik, baik tingkat daerah maupun nasional.
Pendidikan
kejuruan dapat merupakan pendidikan yang efektif bilamana dapat memenuhi
kriteria, sebagai berikut:
- mensyaratkan siswa yang telah mampu
membaca dan menulis dan bermotivasi menjadi warga negara yang baik
- pendidikan kejuruan sangat tepat
diberikan pada tingkatan lanjutan atas, dengan tidak menutup kemungkinan
untuk diberikan pada tingkat sebelumnya.
- pendidikan kejuruan tepat diberikan
kepada lulusan SLTA yang ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di
bidang pekerjaan tertentu.
Pendidikan kejuruan dapat merupakan
pendidikan yang efektif bilamana dapat memenuhi kriteria,
sebagai berikut:
- mensyaratkan siswa yang telah mampu
membaca dan menulis dan bermotivasi menjadi warga negara yang baik
- pendidikan kejuruan sangat tepat
diberikan pada tingkatan lanjutan atas, dengan tidak menutup kemungkinan
untuk diberikan pada tingkat sebelumnya
- pendidikan kejuruan tepat diberikan
kepada lulusan SLTA yang ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan, di
bidang pekerjaan tertentu.
- pendidikan kejuruan sangat baik
bagi para pemuda dan orang dewasa yang sudah bekerja untuk mengembangkan
keterampilan baru atau untuk meningkatkan keterampilan yang telah
dimilikinya
- pendidikan kejuruan dapat
menyediakan program khusus para pemuda atau orang dewasa yang memerlukan
keterampilan khusus.
- pendidikan kejuruan harus
mengembangkan standar input, yang terdiri dari:
a. Siswa:
harus mempunyai sikap, bakat, kemampuan, dan motivasi untuk berhasil dalam
program
b. Guru:
harus mendapatkan latihan yang cukup, pengalaman, pengetahuan dan teknologi
serta cara mengajar keterampilan.
c. Alat:
harus sesuai dengan peralatan yang tersedia di lapangan kerja.
d. Materi
Pelajaran: harus lengkap dan memadai.
7. pendidikan
kejuruan dapat mengembangkan standar output yang terdiri dari:
a.
pengetahuan dan keterampilan khusus.
- Penampilan di bidangnya
- Kemampuan menyebarluaskan
pengetahuan kepada masyarakat.
8. program
pendidikan kejuruan adalah realistik dan berkaitan dengan pasaran kerja (teknik,
industri, managemen, ekonomi, administrasi jasa, dllnya)
9.
Hubungan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan
Umum (1)
Pendidikan
kejuruan atau vocational education dan pendidikan umum atau practical
arts education, sering juga disebut “special education” (pendidikan
khusus) dan “general education” (pendidikan umum), keduanya sangat
penting dalam penyediaan tenaga kerja. Pendidikan umum didefinisikan sebagai
pendidikan dalam rangka membekali peserta didik di dalam mendapatkan
pengetahuan yang bersifat umum untuk kehidupan manusia. Sedangkan pendidikan
kejuruan didefinisikan sebagai pendidikan khusus yang memberikan pengalaman
langsung pada peserta didik, terutama bagi yang berminat dalam hal berbagai
bidang khusus atau pada bidang kejuruan. Bilamana
dikaitkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri,maka pendidikan umum bertujuan
untuk hidup dan kehidupan manusia, sedangkan pendidikan kejuruan bertujuan
untuk mencari penghidupan. Seperti yang dilukiskan oleh Finch dan Crunkilton
(1979) di bawah ini.
Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan (1)
Miller
(1986): sangat diutamakan terhadap filosofinya, America Vocational Association (1974): filosofi pada kualitas program
pendidikan kejuruan adalah meliputi prinsip, isu-isu, konsep, dan dasar- dasar
pertimbangan yang dihubungkan dengan pendidikan kejuruan pada umumnya. Prinsip
pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan
pelayanan arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi
praktik instruksional, dan kebijakan pembangunan. Dengan
kata lain: para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan/membuat program
dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun
kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan
zaman atau IPTEK.
Prinsip pendidikan kejuruan menurut Barlow
(1974):
- dikembangkan dan diselenggarakan
untuk warganegara
- disediakan melalui pendidikan
secara umum
- variabel pendidikan kejuruan dibuat
untuk semua
- Integrasi teori dan praktek di
dalam pendidikan kejuruan
- Melibatkan pemberi kerja di dalam
program kejuruan
- Melibatkan pemerintah secara umum
di dalam pendidikan kejuruan, khususnya dalam penetapan standard yang
diinginkan dan pemerintah menyediakan dana untuk program
- Menyediakan penguasaan belajar (mastery
learning) dan instruksi secara individual.
Prinsip pendidikan kejuruan menurut Miller
(1986):
1. Bimbingan
merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan. Lebih jauh dari itu dengan bimbingan melalui
pendidikan kejuruan dapat diberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat
dalam rangka hidup dan kehidupannya.
2. Belajar
seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Prinsip belajar seumur
hidup atau secara terus menerus dapat ditingkatkan melalui pendidikan kejuruan.
Dengan adanya perkembangan IPTEK dan perubahan zaman, melalui pendidikan
kejuruan masyarakat akan selalu dapat menyesuaikan, mengantisipasi dan adaptif
3. Kebutuhan
masyarakat dicerminkan oleh program pendidikan kejuruan. Segala kebutuhan
masyarakat akan terpenuhi oleh pendidikan kejuruan, baik untuk kepentingan
individu, masyarakat, maupun nasional. Hal ini tergambarkan dari pendapat
Presiden National Metal Trades Association:
Kebutuhan dari
pendidikan kejuruan di Amerika sangat besar, dan efisiensi industri masa depan
dapat berkembang secara hebat melalui sistem pelatihan kejuruan (vocational
training)
4. Pendidikan
kejuruan terbuka bagi semua. Pendidikan ini terbuka untuk semua masyarakat
tanpa kecuali, tanpa membedakan yang kaya atau miskin, pria ataupun wanita. Hal
ini senada dengan Prosser, Snedden, Dewey, Gompers, dan lain-lain yang
mengatakan : “....... Pendidikan kejuruan sangat potensial untuk menjadikan
pendidikan masyarakat lebih demokrasi” Pendidikan kejuruan memberikan kebebasan
individu/masyarakat untuk menentukan alternatif pilihan pendidikannya maupun
keahliannya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki, dan
dikatakan pula “...... vocational education is intended to serve people of
all ages”
5. Penempatan
di dalam langkah berikutnya adalah suatu tanggung jawab pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan lebih bertanggungjawab dalam mencetak dan membentuk individu/masyarakat
untuk dapat menduduki atau menempati di dalam berbagai bidang pekerjaan atau
jabatan di dalam hidupnya. Asumsi dari pernyataan ini dikemukakan oleh Miller
sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan secara umum, kurang lebih merupakan format
penawaran bimbingan lapangan kerja dan tindakan penempatan tenaga kerja untuk
lulusan mereka”.
6. Perbedaan
peran pendidikan jenis kelamin dipromosikan melalui pendidikan kejuruan.
Melalui pendidikan kejuruan dapat menghilangkan anggapan yang salah terhadap pendapat
yang mengatakan bahwa pendidikan kejuruan hanya untuk kaum pria saja. Sesuai
prinsip bahwa pendidikan kejuruan tidak membedakan kaum pria dan wanita,
memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan tersebut.
Prinsip ini pada kenyataannya di dunia usaha/industri banyak memerlukan tenaga
kerja baik pria maupun wanita dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai.
Pekerjaan-pekerjaan tertentu malah memerlukan tingkat ketelitian, kesabaran, kecermatan maupun kehalusan yang tinggi,
hal ini memerlukan tenaga wanita yang berasal dari pendidikan kejuruan.
7. Individu
dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan.
Setiap individu/masyarakat mempunyai keinginan atau kebutuhan yang khusus yang
saling berbeda dengan yang lainnya. Pendidikan kejuruan menawarkan berbagai
program sesuai dengan kebutuhan tersebut.
8. Organisasi
siswa adalah suatu corak pendidikan kejuruan integral.
Melalui pendidikan kejuruan dapat dibentuk berbagai macam kelompok peserta
didik yang terorganisir secara melembaga. Dalam pendidikan kejuruan dapat
dibeda-bedakan antara lain: pendidikan/sekolah teknik, bidang kedokteran,
bisnis, ekonomi, pertanian, kehutanan, industri, managemen, dan lain
sebagainya. “ pada dasarnya semua jenis pendidikan apapun tidak lain adalah
pendidikan kejuruan juga”
9. Guru
pendidikan kejuruan merupakan komponen guru profesi dan guru jabatan. Guru
merupakan komponen utama dalam pendidikan kejuruan, di samping komponen lain
yang harus ada, seperti:
a. guru
harus berkompeten secara khusus dibidang yang akan diajar
b. guru
harus mengetahui bagaimana cara memberi pengajaran
c. guru
harus berhadapan dengan suatu kelompok permasalahan yang melibatkan pengetahuan
siswa dan bisa dihadapi secara khusus.
d. guru
harus mempunyai suatu pengalaman mendidik yang luas
10. Suatu
etos kerja (work ethic) dipromosikan melalui pendidikan kejuruan.
Menurut Slamet PH, etos (ethic) dapat diinterpretasikan sebagai
kebiasaan, kecenderungan modal, sikap terhadap sesuatu, atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Jadi etos kerja dapat diartikan sebagai kebiasaan
kerja, kecendrungan modal kerja atau pandangan hidup tentang kerja. Sehingga
dapat dikatakan semakin tinggi etos kerja seseorang akan semakin tinggi dalam
prestasi kerjanya. Melalui pendidikan kejuruan, seseorang dapat meningkatkan
etos kerjanya, prestasi kerjanya, dan akhirnya dapat menunjukkan produktivitas
yang tinggi. Oleh karena itu dalam pendidikan kejuruan, di samping menekankan
segi skill, tetapi juga segi afektif dan knowlegde pada umumnya. Di mana hal
tersebut pada pendidikan non kejuruan tidak akan dijumpai.
Prinsip pendidikan
kejuruan menurut Muller (1986):
1.
Kesadaran
akan karir. Kesadaran akan karir merupakan bagian penting dalam pendidikan
kejuruan khusunya pada proses awal pendidikan itu sendiri.
2.
Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari
masyarakat (public system)
3.
Kurikulum
dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia
industri.
4.
Jabatan
atau pekerjaan dalam kelompok/keluarga sebagai salah satu pengembangan
kurikulum pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah.
5. Inovasi
merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan kejuruan
6. Seseorang
dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja melalui pendidikan kejuruan.
7. Keselamatan
merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.
8. Pengawasan
dan meningkatan pengalaman okupasi/pekerjaan dapat diberikan melalui pendidikan
kejuruan.
REFERENSI
Materi kuliah https://elearning.uad.ac.id/course/view.php?id=929#section-5
Pristiwanti,
D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian
pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6),
7911-7915.
Bukit,
M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan dari kompetensi ke
kompetisi. Bandung: Alfabeta.
https://perpustakaan-supmtegal.com/pengertian-pendidikan-umum-di-indonesia/
https://hmeft.student.uny.ac.id/2017/04/25/pendidikan-kejuruan-dengan-kurikulum-2013/
Komentar
Posting Komentar